Record Detail

Negeri suci Baitul Maqdis banyak mendapatkan tantangan dan
mengalami perang dengan banyak penjajah. Pemerintah Islam mengatur kota ini
dengan hukum Islam selama 13 abad, kecuali satu abad dimana kaum salibis
berhasil menduduki beberapa bagian wilayah Palestina dan Baitul Maqdis.
Sentralisasi Al-Quds adalah masalah utama dalam pemikiran zionis Yahudi sebagai
realisasi tujuan-tujuan agama dan sejarah. Alasan terpenting untuk ummat Muslim
pelihara adalah bahwa Masjid Al-Aqsha salah satu wilayah terpenting bagi ummat
Islam dan merupakan tanah suci ke-tiga, setelah Makkah dan Madinah. Di tempat
itu juga dahulu menjadi kiblat pertama ummat Islam seluruh dunia. Keberkahan
antropologis dan kekayaan yang Allah turunkan diwilayah tersebut menjadi alasan
mengapa penjajah berbondong-bondong, dan mengklaim kepemilikan aset
Palestina. Buya Hamka menulis dalam tafsirnya Al-Azhar beliau menyatakan
bahwa satu-satunya cara mengalahkan penjajahan atas Al-Aqsha adalah dengan
mengembalikan orientasi umat Islam kepada Al-Qur’an
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitif dengan
pendekatan historis. Beberapa point penting bahwa Tafsir Al-Azhar metode dan
langkah penyusunannya adalah Tahlili Mushafi dengan warna dan corak sosial
kemasyarakat atau dikenal istilah Adabil Ijtima’i. serta keunggulan dalam tafsir
kontekstual menjadikan sebuah penafsiran yang selaras dengan keadaan dan
perkembangan zaman.
Adapun hasil penelitian ini bahwa keberkahan yang sesuai dengan
pembahasan Al-Aqsha disini peneliti 3 Surah dalam Al-Qur’an yakni QS. Al-Isra:1,
QS. Al-Anbiya: 71, dan As-Saba: 18. Yakni tiga point dalam penafsiran Buya
Hamka pertama, bahwa keberkahan sisi Historis Al-Aqsha yang dahulu terlahirnya
puluhan Nabi dan Rasul, Mi’rajnya Jasmani dan Rohaninya Rasulullah. Serta fakta
sejarah bahwa Baitul Maqdis tempat diturunkannya wahyu dan tempat berdoanya
Nabi dan Rasul. Kedua, keberkahan sebagai induk ilmu pengetahuan, tempat
diturunkannya berbagai macam syariat kepada Nabi dan Rasul di tanah Irak yang
mengalirnya dua sungai besar Furat dan Dajlah. Ketiga, keberkahan segi sosiologi
dan antropologis. walaupun sampai sekarang Masjidil Aqsha masih dalam
penguasaaan penjajah Israil termasuk banyak wilayah di Palestina dan yang terakhir
upaya penjajah Israil mencaplok Tepi Gaza, namun aura keberkahan itu tetap ada
karena tempat lahirnya penghafal al-qur’an di Dunia adalah Palestina, dan satusatunya Komando Militer yang ada di Dunia dimana semua personilnya adalah
penghafal al-Qur’an hanyalah Pasukan Izzuddin al-Qassam sayap militer Hamas.
Dalam Tafsir Al-Azhar dijelaskan bahwa Baitul Maqdis negeri penuh kesuburan,
kemakmuran sandang dan pangan. Selanjutnya masyarakat yang dianugerahi daya
kreatifitas dan inovasi yang tinggi sehingga dengan peluang tersebut menjadikan
negeri ini sejahtera.